Tafsir Thaha Ayat 124-135 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 124-127: Penjelasan tentang orang yang berpaling dari jalan Al Qur’an dan keadaannya di akhirat.

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (١٢٤)قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (١٢٥)قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (١٢٦)وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الآخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (١٢٧

Terjemah Surat Thaha Ayat 124-127

124. Dan barang siapa berpaling[1] dari peringatan-Ku[2], maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit[3], dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”

125. Dia berkata[4], “Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat[5]?”

126. Dia (Allah) berfirman, “Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya[6], jadi begitu (pula) pada hari ini kamu diabaikan[7].”

127. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas[8] dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya[9]. Sungguh, azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal[10].

Ayat 128-135: Pembinasaan terhadap umat-umat yang kafir, pentingnya menjaga shalat dan ridha terhadap pembagian Allah Subhaanahu wa Ta’aala.

Lainnya

Tafsir Thaha Ayat 114-123 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 114: Bersihnya Allah Subhaanahu wa Ta’aala dari segala cacat dan kekurangan dan perintah kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar tidak tergesa-gesa membaca Al Qur’an, dan perintah kepada Beliau agar meminta ditambahkan ilmu.

فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ وَلا تَعْجَلْ بِالْقُرْآنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يُقْضَى إِلَيْكَ وَحْيُهُ وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا (١١٤

Terjemah Surat Thaha Ayat 114

114. [1]Maka Mahatinggi Allah[2] Raja[3] yang sebenar-benarnya[4]. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa membaca Al Qur’an sebelum selesai diwahyukan kepadamu[5], dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku[6].”

Ayat 115-123: Kisah Nabi Adam ‘alaihis salam, perintah Allah kepada para malaikat agar sujud kepada Adam dan bagaimana mereka melaksanakan perintah Allah, berbeda dengan Iblis yang malah enggan dan bersikap sombong, serta peringatan agar tidak tertipu oleh rayuan Iblis.

وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِنْ قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْمًا (١١٥) وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلائِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلا إِبْلِيسَ أَبَى (١١٦) فَقُلْنَا يَا آدَمُ إِنَّ هَذَا عَدُوٌّ لَكَ وَلِزَوْجِكَ فَلا يُخْرِجَنَّكُمَا مِنَ الْجَنَّةِ فَتَشْقَى  (١١٧) إِنَّ لَكَ أَلا تَجُوعَ فِيهَا وَلا تَعْرَى (١١٨) وَأَنَّكَ لا تَظْمَأُ فِيهَا وَلا تَضْحَى (١١٩) فَوَسْوَسَ إِلَيْهِ الشَّيْطَانُ قَالَ يَا آدَمُ هَلْ أَدُلُّكَ عَلَى شَجَرَةِ الْخُلْدِ وَمُلْكٍ لا يَبْلَى (١٢٠) فَأَكَلا مِنْهَا فَبَدَتْ لَهُمَا سَوْآتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَرَقِ الْجَنَّةِ وَعَصَى آدَمُ رَبَّهُ فَغَوَى (١٢١) ثُمَّ اجْتَبَاهُ رَبُّهُ فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَى     (١٢٢)قَالَ اهْبِطَا مِنْهَا جَمِيعًا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى             (١٢٣)

Terjemah Surat Thaha Ayat 115-123

115. Dan sungguh, telah Kami pesankan[7] kepada Adam dahulu, tetapi dia lupa[8], dan Kami tidak dapati kemauan yang kuat[9] padanya[10].

116. [11]Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Lalu mereka pun sujud kecuali iblis[12]; dia menolak[13].

Lainnya

Tafsir Thaha Ayat 95-113 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 95-98: Hardikan Musa ‘alaihis salam terhadap Samiri, hukuman yang ditimpakan kepada Samiri, setiap ibadah yang ditujukan kepada selain Allah adalah batil, keutamaan marah karena Allah ketika larangan-Nya dilanggar, dan bahwa ibadah itu hanya ditujukan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’aala saja.

قَالَ فَمَا خَطْبُكَ يَا سَامِرِيُّ (٩٥) قَالَ بَصُرْتُ بِمَا لَمْ يَبْصُرُوا بِهِ فَقَبَضْتُ قَبْضَةً مِنْ أَثَرِ الرَّسُولِ فَنَبَذْتُهَا وَكَذَلِكَ سَوَّلَتْ لِي نَفْسِي     (٩٦) قَالَ فَاذْهَبْ فَإِنَّ لَكَ فِي الْحَيَاةِ أَنْ تَقُولَ لا مِسَاسَ وَإِنَّ لَكَ مَوْعِدًا لَنْ تُخْلَفَهُ وَانْظُرْ إِلَى إِلَهِكَ الَّذِي ظَلْتَ عَلَيْهِ عَاكِفًا لَنُحَرِّقَنَّهُ ثُمَّ لَنَنْسِفَنَّهُ فِي الْيَمِّ نَسْفًا (٩٧) إِنَّمَا إِلَهُكُمُ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًا (٩٨

Terjemah Surat Thaha Ayat 95-98

95. Musa berkata, “Apakah yang mendorongmu (berbuat demikian) wahai Samiri?”

96. Dia (Samiri) menjawab, “Aku mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui[1], jadi aku ambil segenggam (tanah dari) jejak rasul[2] lalu aku melemparkannya (ke dalam api itu), demikianlah nafsuku membujukku.”

97. Dia (Musa) berkata, “Pergilah kau! Maka sesungguhnya di dalam kehidupan di dunia engkau (hanya dapat) mengatakan, “Janganlah menyentuh (aku)[3].” Dan engkau pasti mendapat (hukuman) yang telah dijanjikan (di akhirat) yang tidak akan dapat engkau hindari, dan lihatlah Tuhanmu itu yang engkau tetap menyembahnya. Kami pasti akan membakarnya, kemudian sungguh kami akan menghamburkannya (abunya) ke dalam laut (berserakan)[4].

98. [5]Sungguh, Tuhan yang berhak kamu ibadahi hanyalah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu.”

Ayat 99-104: Kisah umat-umat terdahulu merupakan peringatan bagi manusia, Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, dan kehidupan dunia yang sebentar.

Lainnya

Tafsir Thaha Ayat 77-94 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 77-79: Nabi Musa ‘alaihis salam keluar membawa kaumnya, pembelahan laut dan penenggelaman Fir’aun beserta bala tentaranya.

وَلَقَدْ أَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنْ أَسْرِ بِعِبَادِي فَاضْرِبْ لَهُمْ طَرِيقًا فِي الْبَحْرِ يَبَسًا لا تَخَافُ دَرَكًا وَلا تَخْشَى (٧٧) فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ بِجُنُودِهِ فَغَشِيَهُمْ مِنَ الْيَمِّ مَا غَشِيَهُمْ (٧٨) وَأَضَلَّ فِرْعَوْنُ قَوْمَهُ وَمَا هَدَى (٧٩

Terjemah Surat Thaha Ayat 77-79

77. [1]Dan sungguh, telah Kami wahyukan kepada Musa, “Pergilah bersama hamba-hamba-Ku (bani Israil) pada malam hari, dan pukullah (buatlah) untuk mereka jalan yang kering di laut itu[2], (engkau) tidak perlu takut akan tersusul dan tidak perlu khawatir (akan tenggelam).”

78. Kemudian Fir’aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, tetapi mereka digulung ombak laut yang menenggelamkan mereka.

79. Dan Fir’aun telah menyesatkan kaumnya[3] dan tidak memberi petunjuk.

Ayat 80-82: Mengingatkan Bani Israil terhadap nikmat-nikmat Allah Subhaanahu wa Ta’aala kepada mereka.

Lainnya

Tafsir Thaha Ayat 56-76 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 56-69: Dialog antara Nabi Musa ‘alaihis salam dengan Fir’aun, dan bagaimana Fir’aun bersikap sombong serta bersandar dengan kekuatannya.

وَلَقَدْ أَرَيْنَاهُ آيَاتِنَا كُلَّهَا فَكَذَّبَ وَأَبَى (٥٦) قَالَ أَجِئْتَنَا لِتُخْرِجَنَا مِنْ أَرْضِنَا بِسِحْرِكَ يَا مُوسَى (٥٧) فَلَنَأْتِيَنَّكَ بِسِحْرٍ مِثْلِهِ فَاجْعَلْ بَيْنَنَا وَبَيْنَكَ مَوْعِدًا لا نُخْلِفُهُ نَحْنُ وَلا أَنْتَ مَكَانًا سُوًى (٥٨) قَالَ مَوْعِدُكُمْ يَوْمُ الزِّينَةِ وَأَنْ يُحْشَرَ النَّاسُ ضُحًى (٥٩) فَتَوَلَّى فِرْعَوْنُ فَجَمَعَ كَيْدَهُ ثُمَّ أَتَى (٦٠) قَالَ لَهُمْ مُوسَى وَيْلَكُمْ لا تَفْتَرُوا عَلَى اللَّهِ كَذِبًا فَيُسْحِتَكُمْ بِعَذَابٍ وَقَدْ خَابَ مَنِ افْتَرَى (٦١) فَتَنَازَعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ وَأَسَرُّوا النَّجْوَى (٦٢) قَالُوا إِنْ هَذَانِ لَسَاحِرَانِ يُرِيدَانِ أَنْ يُخْرِجَاكُمْ مِنْ أَرْضِكُمْ بِسِحْرِهِمَا وَيَذْهَبَا بِطَرِيقَتِكُمُ الْمُثْلَى (٦٣) فَأَجْمِعُوا كَيْدَكُمْ ثُمَّ ائْتُوا صَفًّا وَقَدْ أَفْلَحَ الْيَوْمَ مَنِ اسْتَعْلَى (٦٤) قَالُوا يَا مُوسَى إِمَّا أَنْ تُلْقِيَ وَإِمَّا أَنْ نَكُونَ أَوَّلَ مَنْ أَلْقَى (٦٥) قَالَ بَلْ أَلْقُوا فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى (٦٦) فَأَوْجَسَ فِي نَفْسِهِ خِيفَةً مُوسَى (٦٧)قُلْنَا لا تَخَفْ إِنَّكَ أَنْتَ الأعْلَى (٦٨) وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ وَلا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَى         (٦٩)

Terjemah Surat Thaha Ayat 56-69

56. Dan sungguh, Kami telah memperlihatkan kepadanya (Fir’aun) tanda-tanda (kekuasaan) Kami semuanya[1], ternyata dia mendustakan[2] dan enggan (menerima kebenaran).

57. Fir’aun berkata, “Apakah engkau datang kepada kami untuk mengusir kami dari negeri kami[3] dengan sihirmu, wahai Musa[4]?

58. Maka kami pun pasti akan mendatangkan sihir semacam itu kepadamu[5], maka buatlah suatu perjanjian untuk pertemuan antara kami dan engkau yang kami tidak akan menyalahinya dan tidak (pula) engkau, di suatu tempat yang terbuka.”

59. Musa berkata, “(Perjanjian) waktu untuk (pertemuan kami dengan kamu itu) ialah pada hari raya[6] dan hendaklah orang-orang[7] dikumpulkan pada pagi hari (duha)[8].”

60. Maka Fir’aun meninggalkan (tempat itu), lalu mengatur tipu dayanya[9], kemudian dia datang kembali pada hari yang ditentukan[10].

Lainnya

Tafsir Thaha Ayat 38-55 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 38-48: Membicarakan tentang perhatian Allah Subhaanahu wa Ta’aala kepada setiap orang yang memikul beban risalah, penjelasan sayangnya ibu dan kelembutannya kepada anak, dan perintah kepada Nabi Musa ‘alaihis salam dan Nabi Harun ‘alaihis salam untuk menghadap Fir’aun.

إِذْ أَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّكَ مَا يُوحَى (٣٨) أَنِ اقْذِفِيهِ فِي التَّابُوتِ فَاقْذِفِيهِ فِي الْيَمِّ فَلْيُلْقِهِ الْيَمُّ بِالسَّاحِلِ يَأْخُذْهُ عَدُوٌّ لِي وَعَدُوٌّ لَهُ وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي وَلِتُصْنَعَ عَلَى عَيْنِي (٣٩) إِذْ تَمْشِي أُخْتُكَ فَتَقُولُ هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى مَنْ يَكْفُلُهُ فَرَجَعْنَاكَ إِلَى أُمِّكَ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلا تَحْزَنَ وَقَتَلْتَ نَفْسًا فَنَجَّيْنَاكَ مِنَ الْغَمِّ وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا فَلَبِثْتَ سِنِينَ فِي أَهْلِ مَدْيَنَ ثُمَّ جِئْتَ عَلَى قَدَرٍ يَا مُوسَى (٤٠) وَاصْطَنَعْتُكَ لِنَفْسِي   (٤١)اذْهَبْ أَنْتَ وَأَخُوكَ بِآيَاتِي وَلا تَنِيَا فِي ذِكْرِي (٤٢)اذْهَبَا إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (٤٣) فَقُولا لَهُ قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى (٤٤) قَالا رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَى      (٤٥) قَالَ لا تَخَافَا إِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَى (٤٦)فَأْتِيَاهُ فَقُولا إِنَّا رَسُولا رَبِّكَ فَأَرْسِلْ مَعَنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ وَلا تُعَذِّبْهُمْ قَدْ جِئْنَاكَ بِآيَةٍ مِنْ رَبِّكَ وَالسَّلامُ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الْهُدَى (٤٧) إِنَّا قَدْ أُوحِيَ إِلَيْنَا أَنَّ الْعَذَابَ عَلَى مَنْ كَذَّبَ وَتَوَلَّى (٤٨

Terjemah Surat Thaha Ayat 38-48

38. (yaitu) ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu sesuatu yang diilhamkan[1],

39. (yaitu), letakkanlah dia (Musa) dalam peti, kemudian hanyutkanlah dia ke sungai (Nil), maka biarlah (arus) sungai itu membawanya ke tepi, dia akan diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya. Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku[2], dan agar engkau diasuh di bawah pengawasan-Ku,

40. (yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan[3], lalu dia berkata (kepada keluarga Fir’aun), “Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?” Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati. Dan engkau pernah membunuh seseorang[4], lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan yang besar dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat)[5]; lalu engkau tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan[6], kemudian engkau, wahai Musa, datang menurut waktu yang ditetapkan[7],

41. Dan Aku telah memilihmu (menjadi rasul) untuk diri-Ku[8].

42. Pergilah engkau beserta saudaramu dengan membawa tanda-tanda (kekuasaan)-Ku[9], dan janganlah kamu berdua lalai mengingat-Ku[10];

Lainnya

Tafsir Thaha Ayat 17-37 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 17-37: Membicarakan tentang pembicaraan Allah Subhaanahu wa Ta’aala kepada Nabi Musa ‘alaihis salam dan penguatan-Nya kepada Nabi Musa ‘alaihis salam dengan mukjizat, serta perintah Allah kepada Nabi Musa ‘alaihis salam dan permohonan Nabi Musa ‘alaihis salam.

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَى (١٧) قَالَ هِيَ عَصَايَ أَتَوَكَّأُ عَلَيْهَا وَأَهُشُّ بِهَا عَلَى غَنَمِي وَلِيَ فِيهَا مَآرِبُ أُخْرَى (١٨) قَالَ أَلْقِهَا يَا مُوسَى (١٩) فَأَلْقَاهَا فَإِذَا هِيَ حَيَّةٌ تَسْعَى (٢٠) قَالَ خُذْهَا وَلا تَخَفْ سَنُعِيدُهَا سِيرَتَهَا الأولَى (٢١) وَاضْمُمْ يَدَكَ إِلَى جَنَاحِكَ تَخْرُجْ بَيْضَاءَ مِنْ غَيْرِ سُوءٍ آيَةً أُخْرَى (٢٢) لِنُرِيَكَ مِنْ آيَاتِنَا الْكُبْرَى (٢٣) اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى (٢٤) قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي (٢٥) وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي (٢٦) وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي    (٢٧)يَفْقَهُوا قَوْلِي (٢٨)وَاجْعَلْ لِي وَزِيرًا مِنْ أَهْلِي (٢٩)هَارُونَ أَخِي (٣٠) اشْدُدْ بِهِ أَزْرِي (٣١) وَأَشْرِكْهُ فِي أَمْرِي (٣٢)كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيرًا (٣٣) وَنَذْكُرَكَ كَثِيرًا (٣٤) إِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيرًا (٣٥)قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَا مُوسَى (٣٦) وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً أُخْرَى (٣٧

17. “[1]Apakah yang ada di tangan kananmu, wahai Musa[2]?”

18. Dia (Musa) berkata, “Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya[3], dan aku merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku[4], dan bagiku masih ada lagi manfaat yang lain[5].”

19. Allah berfirman, “Lemparkanlah ia, wahai Musa!”

20. Lalu (Musa) melemparkan tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat[6].

21. Dia (Allah) berfirman, “Peganglah ia dan jangan takut[7], Kami akan mengembalikannya kepada keadaannya semula[8],

Lainnya

Previous Older Entries

Muslim Blogs - Blog Catalog Blog Directory

Kalender

Mei 2024
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031