Tafsir Hud Ayat 114-123 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 114-117: Pentingnya menjaga shalat lima waktu, dorongan berbuat kebaikan dan larangan mengadakan kerusakan di bumi

  وَأَقِمِ الصَّلاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ (١١٤) وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (١١٥) فَلَوْلا كَانَ مِنَ الْقُرُونِ مِنْ قَبْلِكُمْ أُولُو بَقِيَّةٍ يَنْهَوْنَ عَنِ الْفَسَادِ فِي الأرْضِ إِلا قَلِيلا مِمَّنْ أَنْجَيْنَا مِنْهُمْ وَاتَّبَعَ الَّذِينَ ظَلَمُوا مَا أُتْرِفُوا فِيهِ وَكَانُوا مُجْرِمِينَ    (١١٦) وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرَى بِظُلْمٍ وَأَهْلُهَا مُصْلِحُونَ (١١٧

Terjemah Surat Hud Ayat 114-117

114.[1] Dan dirikanlah shalat pada kedua ujung siang (pagi dan petang)[2] dan pada bagian permulaan malam[3]. Perbuatan-perbuatan baik itu[4] menghapus kesalahan-kesalahan[5]. Itu[6] peringatan bagi orang-orang yang selalu mengingat (Allah)[7].

115. Dan bersabarlah[8], karena sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan[9].

116.[10] Maka mengapa tidak ada di antara umat-umat sebelum kamu orang yang mempunyai keutamaan yang melarang (berbuat) kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang yang telah Kami selamatkan[11]. Dan orang-orang yang zalim[12] hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa[13].

117. Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim[14], selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan (beriman)[15].

Lainnya

Tafsir Hud Ayat 96-113 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 96-99: Kisah Nabi Musa ‘alaihis salam, pengutusannya kepada Fir’aun dan kaumnya serta penguatan Allah Subhaanahu wa Ta’aala kepadanya dengan mukjizat

  وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مُوسَى بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُبِينٍ (٩٦) إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ فَاتَّبَعُوا أَمْرَ فِرْعَوْنَ وَمَا أَمْرُ فِرْعَوْنَ بِرَشِيدٍ (٩٧) يَقْدُمُ قَوْمَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَأَوْرَدَهُمُ النَّارَ وَبِئْسَ الْوِرْدُ الْمَوْرُودُ (٩٨)وَأُتْبِعُوا فِي هَذِهِ لَعْنَةً وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ بِئْسَ الرِّفْدُ الْمَرْفُودُ            (٩٩)

Terjemah Surat Hud Ayat 96-99

96. Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda (kekuasaan) Kami[1] dan bukti yang nyata[2],

97. Kepada Fir’aun dan para pemuka kaumnya[3], tetapi mereka mengikut perintah Fir’aun, padahal perintah Fir’aun bukanlah (perintah) yang benar[4].

98. Dia (Fir’aun) berjalan di depan kaumnya di hari kiamat[5] lalu membawa mereka masuk ke dalam neraka. Neraka itu seburuk-buruk tempat yang dimasuki.

99. Dan mereka diikuti dengan laknat di sini (dunia) dan (begitu pula) pada hari kiamat[6]. (Laknat) itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan.

Lainnya

Tafsir Hud Ayat 84-95 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 84-88: Kisah Nabi Syu’aib ‘alaihis salam, perintahnya kepada kaumnya untuk beribadah kepada Allah, tidak mengurangi takaran dan timbangan, dan peringatan agar tidak mengadakan kerusakan di bumi

  وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ وَلا تَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِنِّي أَرَاكُمْ بِخَيْرٍ وَإِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ مُحِيطٍ (٨٤) وَيَا قَوْمِ أَوْفُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ وَلا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلا تَعْثَوْا فِي الأرْضِ مُفْسِدِينَ (٨٥) بَقِيَّةُ اللَّهِ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ وَمَا أَنَا عَلَيْكُمْ بِحَفِيظٍ (٨٦) قَالُوا يَا شُعَيْبُ أَصَلاتُكَ تَأْمُرُكَ أَنْ نَتْرُكَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا أَوْ أَنْ نَفْعَلَ فِي أَمْوَالِنَا مَا نَشَاءُ إِنَّكَ لأنْتَ الْحَلِيمُ الرَّشِيدُ (٨٧) قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَرَزَقَنِي مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَمَا أُرِيدُ أَنْ أُخَالِفَكُمْ إِلَى مَا أَنْهَاكُمْ عَنْهُ إِنْ أُرِيدُ إِلا الإصْلاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ (٨٨

Terjemah Surat Hud Ayat 84-88

84. Dan kepada (penduduk) Mad-yan[1] (Kami utus) saudara mereka[2], Syu’aib. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan. Sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (makmur)[3]. Dan sesungguhnya aku khawatir[4] kamu akan ditimpa azab pada hari yang membinasakan (kiamat)[5].

85. Dan wahai kaumku! Penuhilah takaran dan timbangan dengan adil[6], dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan jangan kamu membuat kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan[7].

86. Sisa (yang halal) dari Allah[8] adalah lebih baik bagimu[9] jika kamu orang yang beriman[10]. Dan aku bukanlah seorang penjaga atas dirimu[11].”

Lainnya

Tafsir Hud Ayat 69-83 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 69-76: Menerangkan kisah Nabi Ibrahim ‘alaihis salam, syariat mengucapkan salam dan bahwa ia merupakan sebaik-baik penghormatan, demikian pula memperlihatkan kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala dalam menciptakan makhluk-Nya kapan saja, dan menerangkan tentang akhlak para nabi

  وَلَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُنَا إِبْرَاهِيمَ بِالْبُشْرَى قَالُوا سَلامًا قَالَ سَلامٌ فَمَا لَبِثَ أَنْ جَاءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ (٦٩) فَلَمَّا رَأَى أَيْدِيَهُمْ لا تَصِلُ إِلَيْهِ نَكِرَهُمْ وَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لا تَخَفْ إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمِ لُوطٍ (٧٠) وَامْرَأَتُهُ قَائِمَةٌ فَضَحِكَتْ فَبَشَّرْنَاهَا بِإِسْحَاقَ وَمِنْ وَرَاءِ إِسْحَاقَ يَعْقُوبَ (٧١) قَالَتْ يَا وَيْلَتَا أَأَلِدُ وَأَنَا عَجُوزٌ وَهَذَا بَعْلِي شَيْخًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عَجِيبٌ (٧٢) قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ رَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ (٧٣) فَلَمَّا ذَهَبَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ الرَّوْعُ وَجَاءَتْهُ الْبُشْرَى يُجَادِلُنَا فِي قَوْمِ لُوطٍ (٧٤) إِنَّ إِبْرَاهِيمَ لَحَلِيمٌ أَوَّاهٌ مُنِيبٌ (٧٥) يَا إِبْرَاهِيمُ أَعْرِضْ عَنْ هَذَا إِنَّهُ قَدْ جَاءَ أَمْرُ رَبِّكَ وَإِنَّهُمْ آتِيهِمْ عَذَابٌ غَيْرُ مَرْدُودٍ (٧٦

Terjemah Surat Hud Ayat 69-76

69. Dan para utusan Kami (para malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira[1], mereka mengucapkan, “Selamat.” Dia (Ibrahim) menjawab, “Selamat (atas kamu)[2],” Maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.

70. Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Dia (Ibrahim) mencurigai mereka, dan merasa takut kepada mereka[3]. Mereka (malaikat) berkata, “Jangan takut, sesungguhnya kami diutus kepada kaum Luth[4].”

71. Dan istrinya berdiri[5] lalu dia tersenyum[6], maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan setelah Ishak (akan lahir) Ya’qub[7].

Lainnya

Tafsir Hud Ayat 61-68 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 61-68: Kisah Nabi Saleh ‘alaihis salam bersama kaumnya, dan bagaimana kaumnya menyelisihi perintah Beliau, serta kekuasaan Allah Subhaanahu wa Ta’aala dalam membinasakan orang-orang yang zalim

وَإِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا فَاسْتَغْفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ (٦١) قَالُوا يَا صَالِحُ قَدْ كُنْتَ فِينَا مَرْجُوًّا قَبْلَ هَذَا أَتَنْهَانَا أَنْ نَعْبُدَ مَا يَعْبُدُ آبَاؤُنَا وَإِنَّنَا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ (٦٢) قَالَ يَا قَوْمِ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كُنْتُ عَلَى بَيِّنَةٍ مِنْ رَبِّي وَآتَانِي مِنْهُ رَحْمَةً فَمَنْ يَنْصُرُنِي مِنَ اللَّهِ إِنْ عَصَيْتُهُ فَمَا تَزِيدُونَنِي غَيْرَ تَخْسِيرٍ (٦٣) وَيَا قَوْمِ هَذِهِ نَاقَةُ اللَّهِ لَكُمْ آيَةً فَذَرُوهَا تَأْكُلْ فِي أَرْضِ اللَّهِ وَلا تَمَسُّوهَا بِسُوءٍ فَيَأْخُذَكُمْ عَذَابٌ قَرِيبٌ (٦٤) فَعَقَرُوهَا فَقَالَ تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ ذَلِكَ وَعْدٌ غَيْرُ مَكْذُوبٍ (٦٥) فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ (٦٦) وَأَخَذَ الَّذِينَ ظَلَمُوا الصَّيْحَةُ فَأَصْبَحُوا فِي دِيَارِهِمْ جَاثِمِينَ (٦٧) كَأَنْ لَمْ يَغْنَوْا فِيهَا أَلا إِنَّ ثَمُودَ كَفَرُوا رَبَّهُمْ أَلا بُعْدًا لِثَمُودَ (٦٨

Terjemah Surat Hud Ayat 61-68

61. Dan kepada kaum Tsamud[1] (Kami utus) saudara mereka[2], Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada bagimu Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah)[3] dan menjadikanmu pemakmurnya[4], karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya[5], kemudian bertobatlah kepada-Nya[6]. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat[7] dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”

62. Mereka (kaum Tsamud) berkata, “Wahai Saleh! Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang diharapkan[8], mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami.”

63. Dia (Saleh) berkata, “Wahai kaumku! Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku[9] dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya[10], maka siapa yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mendurhakai-Nya? Maka (perintah) kamu (kepadaku) hanya akan menambah kerugian kepadaku.

Lainnya

Tafsir Hud Ayat 50-60 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 50-58: Kisah Nabi Hud ‘alaihis salam dan perintahnya kepada kaumnya untuk beristighfar dan bertobat, serta ajakannya agar mereka mentauhidkan Allah Subhaanahu wa Ta’aala

  وَإِلَى عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ إِنْ أَنْتُمْ إِلا مُفْتَرُونَ (٥٠) يَا قَوْمِ لا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ أَجْرِيَ إِلا عَلَى الَّذِي فَطَرَنِي أَفَلا تَعْقِلُونَ (٥١) وَيَا قَوْمِ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيَزِدْكُمْ قُوَّةً إِلَى قُوَّتِكُمْ وَلا تَتَوَلَّوْا مُجْرِمِينَ (٥٢) قَالُوا يَا هُودُ مَا جِئْتَنَا بِبَيِّنَةٍ وَمَا نَحْنُ بِتَارِكِي آلِهَتِنَا عَنْ قَوْلِكَ وَمَا نَحْنُ لَكَ بِمُؤْمِنِينَ (٥٣) إِنْ نَقُولُ إِلا اعْتَرَاكَ بَعْضُ آلِهَتِنَا بِسُوءٍ قَالَ إِنِّي أُشْهِدُ اللَّهَ وَاشْهَدُوا أَنِّي بَرِيءٌ مِمَّا تُشْرِكُونَ (٥٤) مِنْ دُونِهِ فَكِيدُونِي جَمِيعًا ثُمَّ لا تُنْظِرُونِي (٥٥) إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلا هُوَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (٥٦) فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَيْكُمْ وَيَسْتَخْلِفُ رَبِّي قَوْمًا غَيْرَكُمْ وَلا تَضُرُّونَهُ شَيْئًا إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ (٥٧) وَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا هُودًا وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَنَجَّيْنَاهُمْ مِنْ عَذَابٍ غَلِيظٍ        (٥٨)

Terjemah Surat Hud Ayat 50-58

50. Dan kepada kaum ‘Ad[1] (Kami utus) saudara mereka[2], Hud. Ia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada[3].

51. Wahai kaumku! Aku tidak meminta imbalan kepadamu atas seruanku ini[4]. Imbalanku hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Tidakkah kamu mengerti?”

52. Dan (Hud berkata), “Wahai kaumku! Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu[5] lalu bertobatlah kepada-Nya[6], niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras[7], Dia akan menambahkan kekuatan di atas kekuatanmu[8], dan janganlah kamu berpaling menjadi orang yang berdosa[9].”

53. Mereka (kaum ‘Aad) berkata, “Wahai Hud! Engkau tidak mendatangkan suatu bukti yang nyata kepada kami[10], dan kami tidak akan meninggalkan sembahan-sembahan kami karena perkataanmu, dan kami tidak akan mempercayaimu[11],

54. Kami hanya mengatakan[12] bahwa sebagian sesembahan kami telah menimpakan penyakit gila atas dirimu[13].” Hud menjawab, “Sesungguhnya aku bersaksi kepada Allah dan saksikanlah bahwa aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan,

Lainnya

Tafsir Hud Ayat 36-49 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 36-37: Perintah Allah kepada Nabi Nuh ‘alaihis salam untuk membuat kapal

  وَأُوحِيَ إِلَى نُوحٍ أَنَّهُ لَنْ يُؤْمِنَ مِنْ قَوْمِكَ إِلا مَنْ قَدْ آمَنَ فَلا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ (٣٦) وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِأَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلا تُخَاطِبْنِي فِي الَّذِينَ ظَلَمُوا إِنَّهُمْ مُغْرَقُونَ (٣٧

36. Dan diwahyukan kepada Nuh, “Ketahuilah, tidak akan beriman di antara kaummu, kecuali orang yang benar-benar beriman (saja), karena itu janganlah engkau bersedih hati tentang apa yang mereka perbuat[1].

37. Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim[2]. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”

Ayat 38-40: Gambaran perdebatan antara Nabi Nuh ‘alaihis salam dengan kaumnya yang mengolok-olok

Lainnya

Previous Older Entries

Muslim Blogs - Blog Catalog Blog Directory

Kalender

Mei 2024
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031