Tafsir Yusuf Ayat 94-111 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 94-101: Pertemuan Yusuf ‘alaihis salam dengan kedua orang tuanya, gembiranya bertemu setelah sekian lama menghilang, meminta doa orang tua, dan menyebutkan doa Nabi Yusuf ‘alaihis salam

وَلَمَّا فَصَلَتِ الْعِيرُ قَالَ أَبُوهُمْ إِنِّي لأجِدُ رِيحَ يُوسُفَ لَوْلا أَنْ تُفَنِّدُونِ (٩٤) قَالُوا تَاللَّهِ إِنَّكَ لَفِي ضَلالِكَ الْقَدِيمِ (٩٥) فَلَمَّا أَنْ جَاءَ الْبَشِيرُ أَلْقَاهُ عَلَى وَجْهِهِ فَارْتَدَّ بَصِيرًا قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ (٩٦) قَالُوا يَا أَبَانَا اسْتَغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا إِنَّا كُنَّا خَاطِئِينَ (٩٧) قَالَ سَوْفَ أَسْتَغْفِرُ لَكُمْ رَبِّي إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (٩٨) فَلَمَّا دَخَلُوا عَلَى يُوسُفَ آوَى إِلَيْهِ أَبَوَيْهِ وَقَالَ ادْخُلُوا مِصْرَ إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ (٩٩) وَرَفَعَ أَبَوَيْهِ عَلَى الْعَرْشِ وَخَرُّوا لَهُ سُجَّدًا وَقَالَ يَا أَبَتِ هَذَا تَأْوِيلُ رُؤْيَايَ مِنْ قَبْلُ قَدْ جَعَلَهَا رَبِّي حَقًّا وَقَدْ أَحْسَنَ بِي إِذْ أَخْرَجَنِي مِنَ السِّجْنِ وَجَاءَ بِكُمْ مِنَ الْبَدْوِ مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي إِنَّ رَبِّي لَطِيفٌ لِمَا يَشَاءُ إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ     (١٠٠) رَبِّ قَدْ آتَيْتَنِي مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِي مِنْ تَأْوِيلِ الأحَادِيثِ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ               (١٠١)

Terjemah Surat Yusuf Ayat 94-101

94. Dan ketika kafilah itu telah keluar (dari negeri Mesir)[1], ayah mereka berkata[2], “Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf[3], sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu membenarkan aku).”

95. Mereka (keluarganya) berkata, “Demi Allah, sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang dahulu[4].”

96. Maka ketika telah tiba pembawa kabar gembira itu[5], maka diusapkannya (baju itu) ke wajahnya (Ya’kub), lalu dia dapat melihat kembali[6]. Dia (Ya’kub), “Bukankah telah aku katakan kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.”

97. Mereka berkata, “Wahai ayah kami! Mohonkanlah ampunan untuk kami atas dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang yang bersalah (berdosa).”

98. Dia (Ya’kub) berkata, “Aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Tuhanku. Sungguh, Dia Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang[7].”

99. Maka ketika mereka[8] masuk ke (tempat) Yusuf, dia merangkul (dan menyiapkan tempat untuk) kedua orang tuanya[9] seraya berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman[10].”

Lainnya

Tafsir Yusuf Ayat 81-93 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 81-86: Pentingnya jujur dalam ucapan, membela diri dengan benar, dan bahwa mengadu kepada selain Allah merupakan kehinaan, sebaliknya mengadu kepada Allah merupakan kemuliaan, harapan, kekuatan dan keimanan

ارْجِعُوا إِلَى أَبِيكُمْ فَقُولُوا يَا أَبَانَا إِنَّ ابْنَكَ سَرَقَ وَمَا شَهِدْنَا إِلا بِمَا عَلِمْنَا وَمَا كُنَّا لِلْغَيْبِ حَافِظِينَ (٨١) وَاسْأَلِ الْقَرْيَةَ الَّتِي كُنَّا فِيهَا وَالْعِيرَ الَّتِي أَقْبَلْنَا فِيهَا وَإِنَّا لَصَادِقُونَ (٨٢) قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ (٨٣) وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَى عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ (٨٤)قَالُوا تَاللَّهِ تَفْتَأُ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّى تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ الْهَالِكِينَ (٨٥) قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ (٨٦

Terjemah Surat Yusuf Ayat 81-86

81. Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah, “Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah mencuri, dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui[1], dan kami tidak mengetahui apa yang di balik itu[2].

82. Dan tanyalah (penduduk) negeri tempat kami berada[3], dan kafilah yang datang bersama kami[4]. Dan kami adalah orang yang benar.”

83.[5] Dia (Ya’kub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendiri yang memandang baik urusan (yang buruk) itu[6]. Maka kesabaranku adalah kesabaran yang baik[7]. Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku[8]. Sungguh, Dialah Yang Maha Mengetahui[9] lagi Mahabijaksana[10].”

84. Dan dia (Ya’kub) berpaling dari mereka (anak-anaknya)[11] seraya berkata, “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf,” dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia diam menahan amarah (terhadap anak-anaknya)[12].

85. Mereka berkata, “Demi Allah, engkau tidak henti-hentinya mengingat Yusuf, sehingga engkau mengidap penyakit berat[13] atau engkau termasuk orang-orang yang akan binasa.”

86. Dia (Ya’kub) menjawab, “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku[14]. Dan aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui[15].

Lainnya

Tafsir Yusuf Ayat 67-80 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 67-69: Nabi Ya’qub ‘alaihis salam berpesan kepada anak-anaknya, pentingnya orang tua memiliki sikap perhatian kepada anak-anaknya, serta memberitahukan kepada mereka cara agar selamat dari bahaya

وَقَالَ يَا بَنِيَّ لا تَدْخُلُوا مِنْ بَابٍ وَاحِدٍ وَادْخُلُوا مِنْ أَبْوَابٍ مُتَفَرِّقَةٍ وَمَا أُغْنِي عَنْكُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِنِ الْحُكْمُ إِلا لِلَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَعَلَيْهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ (٦٧) وَلَمَّا دَخَلُوا مِنْ حَيْثُ أَمَرَهُمْ أَبُوهُمْ مَا كَانَ يُغْنِي عَنْهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ شَيْءٍ إِلا حَاجَةً فِي نَفْسِ يَعْقُوبَ قَضَاهَا وَإِنَّهُ لَذُو عِلْمٍ لِمَا عَلَّمْنَاهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ (٦٨) وَلَمَّا دَخَلُوا عَلَى يُوسُفَ آوَى إِلَيْهِ أَخَاهُ قَالَ إِنِّي أَنَا أَخُوكَ فَلا تَبْتَئِسْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ       (٦٩)

Terjemah Surat Yusuf Ayat 67-69

67. Dan dia (Ya’kub) berkata, “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berbeda[1]; namun demikian aku tidak dapat mempertahankan kamu sedikit pun dari (takdir) Allah[2]. Keputusan itu hanyalah bagi Allah[3]. Kepada-Nya aku bertawakkal dan kepada-Nya pula beratawakkallah orang-orang yang bertawakkal[4].”

68. Dan ketika mereka masuk sesuai dengan perintah ayah mereka, (masuknya mereka itu) tidak dapat menolak sedikit pun keputusan Allah, (tetapi itu) hanya suatu keinginan pada diri Ya’kub yang telah ditetapkannya[5]. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah mengajarkan kepadanya. Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[6].

69. Dan ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, dia menempatkan saudaranya (Bunyamin) di tempatnya, dia (Yusuf) berkata, “Sesungguhnya aku adalah saudaramu, jangan engkau bersedih hati terhadap apa yang telah mereka kerjakan[7].”

Lainnya

Tafsir Yunus Ayat 53-66 (Tafsir Hidayatul Insan)

Juz 13

Ayat 53: Hawa nafsu mendorong kepada kejahatan kecuali nafsu yang dijaga oleh Allah

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ (٥٣

Terjemah Surat Yusuf Ayat 53

53.[1] Dan aku tidak menyatakan diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu[2] selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku[3]. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun[4] lagi Maha Penyayang[5].

Ayat 54-57: Nabi Yusuf ‘alaihis salam diberi kekuasaan di bumi

وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ أَسْتَخْلِصْهُ لِنَفْسِي فَلَمَّا كَلَّمَهُ قَالَ إِنَّكَ الْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ (٥٤) قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الأرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ (٥٥) وَكَذَلِكَ مَكَّنَّا لِيُوسُفَ فِي الأرْضِ يَتَبَوَّأُ مِنْهَا حَيْثُ يَشَاءُ نُصِيبُ بِرَحْمَتِنَا مَنْ نَشَاءُ وَلا نُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ (٥٦)وَلأجْرُ الآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (٥٧)

Terjemah Surat Yusuf Ayat 55-57

54.[6] Dan raja berkata, “Bawalah dia (Yusuf) kepadaku, agar aku memilih dia (sebagai orang yang dekat) kepadaku[7].” Ketika dia (raja) telah bercakap-cakap dengan dia[8], dia (raja) berkata, “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi di lingkungan kami dan dipercayai[9].”

55. Dia (Yusuf) berkata[10], “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir)[11]; karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga[12], dan berpengetahuan.”

56. Dan demikianlah[13] Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri ini (Mesir); untuk tinggal di mana saja yang dia kehendaki[14]. Kami melimpahkan rahmat kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik[15].

57. Dan sungguh, pahala di akhirat itu lebih baik[16] bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.

Lainnya

Tafsir Yusuf Ayat 43-52 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 43-49: Mimpi raja, takwil Yusuf ‘alaihis salam terhadapnya, berusaha memberikan manfaat untuk umat serta tidak menyembunyikan ilmu

وَقَالَ الْمَلِكُ إِنِّي أَرَى سَبْعَ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنْبُلاتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ يَا أَيُّهَا الْمَلأ أَفْتُونِي فِي رُؤْيَايَ إِنْ كُنْتُمْ لِلرُّؤْيَا تَعْبُرُونَ (٤٣) قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلامٍ وَمَا نَحْنُ بِتَأْوِيلِ الأحْلامِ بِعَالِمِينَ (٤٤) وَقَالَ الَّذِي نَجَا مِنْهُمَا وَادَّكَرَ بَعْدَ أُمَّةٍ أَنَا أُنَبِّئُكُمْ بِتَأْوِيلِهِ فَأَرْسِلُونِ (٤٥) يُوسُفُ أَيُّهَا الصِّدِّيقُ أَفْتِنَا فِي سَبْعِ بَقَرَاتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعِ سُنْبُلاتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَاتٍ لَعَلِّي أَرْجِعُ إِلَى النَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُونَ (٤٦) قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدْتُمْ فَذَرُوهُ فِي سُنْبُلِهِ إِلا قَلِيلا مِمَّا تَأْكُلُونَ (٤٧) ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلا قَلِيلا مِمَّا تُحْصِنُونَ    (٤٨) ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ عَامٌ فِيهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ (٤٩

Terjemah Surat Yusuf Ayat 43-49

43. Raja[1] berkata (kepada para pemuka kaumnya), “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan tujuh tangkai lainnya yang kering[2].” Wahai orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi.”

44. Mereka menjawab, “(Itu) mimpi-mimpi yang kosong dan kami tidak mampu menakwilkan mimpi itu[3].”

45. Berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua[4] dan teringat (kepada Yusuf) setelah beberapa waktu lamanya, “Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya).”

46. (Setelah pelayan itu bertemu dengan Yusuf dia berseru), “Yusuf[5], wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada Kami (takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu[6], agar mereka mengetahui (takwilnya)[7].”

47. Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa[8]; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya[9] kecuali sedikit untuk kamu makan[10].

48. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit[11], yang menghabiskan apa yang kamu siapkan[12] untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.

49. Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras anggur[13].”

Lainnya

Tafsir Yusuf Ayat 30-42 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 30-35: Gantengnya Nabi Yusuf ‘alaihis salam, terpesonanya kaum wanita negeri itu dengan kegantengan Beliau serta penjagaan Allah kepada Beliau

وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَةُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلالٍ مُبِينٍ (٣٠) فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا إِلا مَلَكٌ كَرِيمٌ      (٣١) قَالَتْ فَذَلِكُنَّ الَّذِي لُمْتُنَّنِي فِيهِ وَلَقَدْ رَاوَدْتُهُ عَنْ نَفْسِهِ فَاسْتَعْصَمَ وَلَئِنْ لَمْ يَفْعَلْ مَا آمُرُهُ لَيُسْجَنَنَّ وَلَيَكُونًا مِنَ الصَّاغِرِينَ (٣٢)قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَيْهِ وَإِلا تَصْرِفْ عَنِّي كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُنْ مِنَ الْجَاهِلِينَ  (٣٣) فَاسْتَجَابَ لَهُ رَبُّهُ فَصَرَفَ عَنْهُ كَيْدَهُنَّ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (٣٤) ثُمَّ بَدَا لَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا رَأَوُا الآيَاتِ لَيَسْجُنُنَّهُ حَتَّى حِينٍ (٣٥

Terjemah Yusuf Ayat 30-35

30. Dan perempuan-perempuan di kota[1] berkata, “Istri Al Aziz[2] menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya, pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta[3]. Kami pasti memandang dia dalam kesesatan yang nyata[4].”

31. Maka ketika perempuan itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka[5], diundangnyalah perempuan-perempuan itu dan disediakannya tempat duduk[6] bagi mereka, dan kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri. Seraya berkata, “Mahasuci Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia[7].”

32. Ia (istri Al ‘Aziz) berkata, “Itulah orangnya yang menyebabkan kamu mencela aku karena (aku tertarik) kepadanya, dan sungguh aku telah menggoda untuk menundukkan dirinya tetapi dia menolak. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi orang yang hina.”

33. [8]Yusuf berkata, “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka[9]. Jika aku tidak Engkau hindarkan dari tipu daya mereka, niscaya aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka)[10] dan tentu aku termasuk orang yang bodoh[11].”

34. Maka Tuhan memperkenankan doa Yusuf dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya mereka[12]. Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

35. Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai waktu tertentu[13].

Lainnya

Tafsir Yusuf Ayat 15-29 (Tafsir Hidayatul Insan)

Ayat 15-18: Menerangkan tentang kelembutan Allah Subhaanahu wa Ta’aala kepada orang-orang yang taat kepada-Nya, agar tidak tertipu dengan tangisan orang-orang zalim (tangisan buaya), dan menerangkan tentang bahaya dusta

فَلَمَّا ذَهَبُوا بِهِ وَأَجْمَعُوا أَنْ يَجْعَلُوهُ فِي غَيَابَةِ الْجُبِّ وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِ لَتُنَبِّئَنَّهُمْ بِأَمْرِهِمْ هَذَا وَهُمْ لا يَشْعُرُونَ (١٥) وَجَاءُوا أَبَاهُمْ عِشَاءً يَبْكُونَ (١٦) قَالُوا يَا أَبَانَا إِنَّا ذَهَبْنَا نَسْتَبِقُ وَتَرَكْنَا يُوسُفَ عِنْدَ مَتَاعِنَا فَأَكَلَهُ الذِّئْبُ وَمَا أَنْتَ بِمُؤْمِنٍ لَنَا وَلَوْ كُنَّا صَادِقِينَ (١٧) وَجَاءُوا عَلَى قَمِيصِهِ بِدَمٍ كَذِبٍ قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ (١٨)

Terjemah Surat Yusuf Ayat 15-18

15.[1] Maka ketika mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur[2], Kami wahyukan kepadanya[3], “Engkau kelak pasti akan menceritakan perbuatan ini kepada mereka, sedang mereka tidak menyadari.”

16. Kemudian mereka datang kepada ayah mereka pada sore hari sambil menangis[4].

17. Mereka berkata, “Wahai ayah Kami! Sesungguhnya kami pergi berlomba[5] dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan engkau tidak akan percaya kepada kami[6], sekalipun kami berkata benar[7].”

18. Dan mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu[8]. Dia (Ya’kub) berkata, “Sebenarnya hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu[9]; maka hanya bersabar yang baik[10] itulah (yang aku lakukan). Dan hanya kepada Allah saja memohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.”

Lainnya

Previous Older Entries

Muslim Blogs - Blog Catalog Blog Directory

Kalender

Mei 2024
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031